Ni Luh Putu Nita Ayuanita. Kelahiran kota Jakarta pada tanggal 14 Mei 1994. Saya asli keturunan dari Pulau
Dewata (Bali). Kedua orang tua saya pun asli keturunan Bali. Saya terlahir sebagai seorang yang beragama Hindu.
Sejak
kecil, saya sudah diajarkan membaca, menulis, berhitung oleh ibuku selayaknya
anak-anak pada umumnya. Tetapi entah mengapa, dulu saya termasuk anak yang cepat
tanggap. Ketika usia saya 4 tahun, saya pernah disangka orang-orang kalu saya sudah bersekolah. Hanya karena saya saat itu sudah bisa membaca koran. Tahun
1999 saya pun menginjak masa TK selama 1 tahun.
Tahun
2000, saya mulai masuk tingkat Sekolah Dasar (SD). Saya bersekolah di SDN
Jatiasih VI. Selama 6 tahun bersekolah di sana, saya selalu mendapat peringkat
di kelas, mulai dari peringkat 1, 2, 3, dan 5 pernah saya dapatkan. Setiap
kenaikan kelas saya pun selalu membawa pulang piala. Namun, saya sempat 1 kali tidak
membawa pulang piala seperti biasanya, yaitu saat saya duduk di bangku kelas 5
SD. Semua itu terjadi akibat faktor guru yang kurang memuaskan dalam
mengajarnya. Saya pun mendapat semua peringkat itu tidak dengan cara mudah. Saat saya duduk di bangku kelas 4 SD, saya sudah mulai bersaing dengan temanku. Kami
berdua selalu bersaing nilai dan peringkat tentunya. Karena saya tidak akan
mau kalah dengan teman saya itu. Saya harus bisa mempertahankan prestasi saya itu.
Lulus
dari Sekolah Dasar, saya mengikuti kolektif masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri dengan modal NEM UN. Namun, ternyata saya tidak lolos seleksi dengan
nilai NEM. Akhirnya saya pun memutuskan untuk mengikuti tes. Karena guru saya
percaya dan tetap pada pendiriannya bahwa saya bisa masuk SMP Negeri seperti
yang diharapkannya dan juga orang tua saya. Tes berjalan begitu baik menurut saya.
Namun, ternyata perkiraan guru saya itu salah. Saya tidak lolos dalam tes. Ayah saya
yang saat itu menemani untuk melihat hasil tes ternyata dengan kecewa dan
berat hati harus menerima bahwa saya tidak lolos. Saya tergeser jauh dengan
orang-orang yang masuk ke SMP Negeri itu dengan bermain uang. Namun, rasa ikhlas membuat saya cukup kuat menerimanya.
Tahun
2006 itu saya akhirnya bersekolah di SMP Tulus Bhakti. Di SMP ini, saya menemukan 1 hobby yang ternyata terus mengalir sampai
saat ini. Saya mengikuti ekstrakulikuler beladiri Taekwondo. Ekstrakulikuler yang
awalnya hanya coba-coba, malah menjadi mendarah daging sampai saat ini. Dari
Taekwondo ini, saya mendapatkan banyak ilmu, banyak prestasi walaupun belum
seberapa. Sejak kelas 2 SMP, saya sudah mengikuti kejuaraan-kejuaraan Taekwondo.
Medali pun sudah cukup banyak saya dapatkan, mulai dari medali perunggu, medali
perak sampai medali emas. Cidera pun sering saya dapatkan saat latihan dan saat
bertanding. Namun, semua itu tidak membuat saya berhenti disitu saja. Saya tetap
melanjutkan hobbyku dibidang ini sampai sekarang.
3
tahun saya menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tahun 2009, saya
lulus dengan hasil yang lumayan memuaskan. Saya pun bertekad untuk bisa
bersekolah di SMA Negeri. Karena keinginan saya yang ingin membuat orang tua saya kecewa, seperti saat masuk SMP dulu. Ahirnya proses yang menyulitkan pun membuat saya bisa menempati SMA Negeri.
Tahun
2009 itu pun mengawali pejalanan saya di SMA Negeri 11 Bekasi. Saat kalas 2 SMA, saya menempati kelas IPA. Susah-susah gampang hidup di jurusan IPA, namun semua
itu dapat saya atasi dengan belajar. Jurusan IPA sangat banyak saingannya. Saya
sempat minder, namun bisa maju juga. Kelas yang saya tempai waktu itu adalah
kelas dimana urutan ranking di kelas 1 SMA yang tertinggi. Kebetulan saya bisa berada pada salah satu diantaranya, jadi saya bisa masuk di kelas XI IPA
1. Di kelas itu, semua murid benar-benar bersaing, termasuk saya. Syaa akui,
memang susah untuk mengejar nilai-nilai dan ilmu mereka semua. Namun, saya tidak
putus asa, justru saya senang karena kelas itu laah yang memacu saya untuk
mendapatkan nilai yang bagus meskipun saya tidak bisa masuk di ranking 10 besar.
Tahun
2012 pun meluluskan saya dari SMA dan saya pun berjuang untuk mendapatkan Universitas
Negeri. Dengan mengikuti SNMPTN Undangan, namun aku tidak lolos. Tidak putus
asa, saya pun mengikuti SNMPTM Tertulis. Saya sudah berusaha keras, namun apa
daya saya tidak lolos juga. Akhirnya saya pun memilih untuk mendaftar di
Universita Gunadarma, yang sekarang ini menjadi tempat saya mencari ilmu. Jurusan
Teknik Informatika pun saya pilih untuk menjadi awal masa depan saya.
Saat
ini saya hanya ingin menjadi anak yang bisa membanggakan bagi orang tua saya. Dan bisa mewujudkan cita-cita saya.
0 comments:
Posting Komentar